04 Maret 2009

Kelompok Tanah Tinggi

Kerjasama dengan berbagai pihak dan memanfaatkan potensi yang ada disekitar desa merupakan hal yang dibutuhkan dalam mendorong inisiatif kecil yang dapat dilakukan oleh kelompok di masyarakat . Disekitar desa Muara Merang terdapat beberapa perusahaan perkebunan, kehutanan dan pertambangan diantaranya Perkebunan sawit terdiri PT. Pinang Wit Sejati, PT. Mentari Subur Abadi, PT. Lonsum dan perusahaan pertambangan PT .Conoco Philips. Semua perusahaan diatas berbatasan langsung terhadap desa Muara Merang dan berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.
Salah satu kelompok di Tanah Tinggi desa Muara Merang memanfaatkan keberadaan perusahaan di sekitar desa. Untuk mengembangkan usaha kelompok. Pada awalnya Kelompok Hijau lestari melakukan usaha pertanian dengan menanam kedelai dan cabe hasilnya tidak begitu berhasil karena diserang penyakit.
Pak Anan merupakan ketua kelompok Hijau lestari merupakan pendatang dari Sunda mengikuti tranmigrasi ke Sumatera Selatan, wilayah tranmigrasi mengalami kegagalan menyebabkan mereka pindah secara besar-besaran di desa Muara Merang didaerah tanah tinggi berbatasan dengan desa Mangsang. Sebagian besar kelompok terdiri dari 25 kk bekerja sebagai buruh di perusahaan sawit dengan upah harian Rp 32.800 / hari. Besaran tersebut tidaklah cukup untuk kebutuhan keluarga. Usaha tambahan perlu dilakukan secara bersama dan berkelompok.
PT.PWS merupakan perusahaan milik orang Malaysia secara rutin setiap tahun Perusahaan ini memotong Sapi pada hari raya korban berjumlah 12 – 15 ekor sapi. Biasanya sapi tersebut didatangkan dari luar Desa.
Timbulnya inisiatif kelompok untuk memasarkan usaha pengemukan sapi ke perusahaan tersebut. Hingga sekarang perusahaan berkometmen membeli sapi yang dikelolah oleh kelompok masyarakat di sekitar perusahaan. Sudah tiga tahun sejak 2006 penyediaan sapi potong oleh kelompok ke PT. PWS.
Cukup menguntungkan bagi masyarakat, usaha pengemukan Sapi tersebut merupakan pendapatan tahunan bagi anggota kelompok. Pinjaman Modal yang di berikan oleh WBH lewat program WPRP sesuai dengan harga satuan ekor sapi, kelompok meminjam untuk membeli 10 ekor sapi, harga satuan 4 jt rupiah. Dengan harga tersebut sapi yang didapat cukup besar hingga untuk di pelihara selama 1 tahun. Setelah di pelihara dan digemukan selama satu tahun harga sapi bisa mencapai rata –rata 6 juta s/d 7 juta dengan modal 40 juta untuk 10 ekor sapi bisa hasilkan penjualan 60 juta s/d 70 juta keuntungan bisa 20 jt s/d 30 jt pertahun. Cukup untuk pendapatan tahunan bagi anggota kelompok disamping mengandalkan gaji buruh atau bertani sayuran sebagai pendapatan tambahan. Kedepan pola ini terus dikembangkan dengan sistem pengemukan sapi yang lebih intensif dan diimbangi dengan peternakan untuk memperbanyak bibit sapi.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

OOIIYOOOO.. makann yukkkkkkkkkkk :P